Bagaimana Agenda Iklim Presiden Biden Mengubah Permainan


Presiden Joe Biden tidak membuang waktu untuk menjadikan perubahan iklim sebagai prioritas utama pemerintahannya. Dengan agenda iklim yang ambisius, ia memetakan arah baru bagi Amerika Serikat yang bertujuan tidak hanya memerangi dampak perubahan iklim tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru dan merangsang pertumbuhan ekonomi.

Salah satu komponen utama agenda iklim Presiden Biden adalah janjinya untuk bergabung kembali dengan Perjanjian Paris, sebuah perjanjian internasional yang bertujuan membatasi pemanasan global hingga di bawah 2 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri. Dengan kembali berkomitmennya Amerika Serikat pada perjanjian ini, Biden memberi isyarat kepada dunia bahwa negara tersebut sekali lagi siap mengambil peran utama dalam perjuangan melawan perubahan iklim.

Selain bergabung kembali dengan Perjanjian Paris, Presiden Biden juga telah menetapkan tujuan untuk mencapai nol emisi gas rumah kaca pada tahun 2050. Target ambisius ini memerlukan perubahan signifikan terhadap cara Amerika Serikat memproduksi dan mengonsumsi energi. Untuk mencapai tujuan ini, Biden telah mengusulkan investasi sebesar $2 triliun pada infrastruktur dan teknologi energi bersih selama empat tahun ke depan.

Aspek penting lainnya dari agenda iklim Presiden Biden adalah fokusnya pada keadilan lingkungan. Komunitas kulit berwarna dan komunitas berpenghasilan rendah sangat terkena dampak polusi dan perubahan iklim, dan Biden menjadikan upaya untuk mengatasi kesenjangan ini sebagai prioritas. Rencananya termasuk membentuk Divisi Keadilan Lingkungan dan Iklim baru di Departemen Kehakiman untuk meminta pertanggungjawaban para pencemar dan memastikan bahwa semua komunitas memiliki akses terhadap udara dan air bersih.

Agenda iklim Presiden Biden telah memberikan dampak yang signifikan terhadap industri energi. Keputusannya untuk mencabut izin pipa Keystone XL, sebuah proyek kontroversial yang akan mengalirkan minyak dari Kanada ke Amerika Serikat, mendapat pujian dari kelompok lingkungan hidup namun mendapat kritik dari beberapa pihak di sektor energi. Biden juga telah mengeluarkan moratorium sewa minyak dan gas baru di wilayah federal dan perairan, yang menandakan peralihan dari bahan bakar fosil ke sumber energi terbarukan.

Secara keseluruhan, agenda iklim Presiden Biden mengubah cara mengatasi perubahan iklim di Amerika Serikat. Dengan berkomitmen kembali pada Perjanjian Paris, menetapkan target emisi yang ambisius, dan memprioritaskan keadilan lingkungan, Biden meletakkan dasar bagi masa depan yang lebih berkelanjutan dan adil. Dengan fokusnya pada energi bersih dan infrastruktur ramah lingkungan, Biden tidak hanya memerangi perubahan iklim tetapi juga menciptakan peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Ketika dunia memandang Amerika Serikat sebagai pemimpin dalam aksi iklim, Presiden Biden bersiap menghadapi tantangan ini dan memetakan jalan baru ke depan.